Selasa, 02 Desember 2008

Bandit Politik dan Politik Aanggaran


By Nurcahyo Ibnu Yahya, on 08-08-2008 16:04

Views : 1251

Favoured : 26

Published in : Artikel, Artikel


Oleh: Dahnil Anzar Simanjuntak

(Dosen FE. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Banten dan Wakil Ketua PW. Pemuda Muhammadiyah Banten)

Istilah bandit politik saya pinjam dari Mancur Olson melalui bukunya ”Power and Prosperity ”(2000) yang dikutib oleh Didik J. Rachbini dalam bukunya, ”Teori Bandit”. Rachbini mencoba mendeskripsikan tersumbatnya saluran aspirasi publik (rakyat) yang dipercayakan kepada legislatif baik pusat maupun daerah, dan mandulnya kinerja eksekutif melakukan maksimalisasi pelayanan publik.

Politik Anggaran

Tersumbat dan mandulnya aspirasi maupun kepentingan publik disebabkan oleh politik anggaran yang cenderung self and group oriented atau narrow self interest oleh para ”bandit politik”. Proses politik dalam kebijakan anggaran dapat dianalisis melalui sebuah teori yang disebut teori pilihan publik (public choice). Teori pilihan publik menggambarkan adanya kelembagaan dasar di dalam politik, yakni suatu pertukaran atau kontrak politik antara kedua belah pihak di dalam pasar politik (poltical market). Di dalam pasar politik tersebut, terdapat aktor-aktor politik yang terlibat dalam pertukaran yang terbuka, sah dan transparan sesuai aturan main kelembagaan politik yang ada. Pertukaran yang sah dan transparan ini dilakukan melalui pemilihan umum, dimana aktor-aktor politik menawarkan diri dan program melalui janji-janji agar dipilih oleh konsumen, dalam hal ini pemilih. Jadi, terdapat kontraktual antara politisi sebagai penjual dan pemilih sebagai konsumen. Konsumen atau pemilih bebas menentukan pilihan, dengan konsekuensinya, masing-masing. Salah pilih, rugi.

Pasar Politik

Pasar politik yang kompetitif (political competitiveness market) berkarakter simetris, akan melahirkan politisi yang berkualitas dan kecenderungan afiliasi terhadap publik yang tinggi. Namun, pasar politik yang oligopoli (political oligopoly market) yang asimetris seperti saat ini, hanya akan melahirkan para ”bandit politik”. Pasar politik yang kompetitif memiliki ciri transparan, setiap calon eksekutif yang akan berkuasa atau yang akan duduk di legislatif, akan bertarung di pasar politik dengan adil, mereka yang masuk dalam pasar politik ini adalah para politisi yang rekam jejaknya dapat dipertanggungjawabkan dalam ranah sosial politik, politisi-politisi ini adalah manusia-manusia unggul yang dikenal masyarakat sebagai abdi publik (voluntary) yang mendedikasikan dirinya untuk melayani publik untuk kesejahteraan (prosperity). Sedangkan, pasar politik yang oligopoli hanya akan melahirkan politisi-politisi pemburu rente ekonomi (economic rent seeking) mereka masuk dalam pasar politik, karena kepentingan pribadi dan kelompok atau kartelnya serta akan membangun sindikasi yang terorganisir di dalam pemerintahan dan legislatif. Terjadilah distorsi , publik dipimpin oleh para ”bandit politik” sehingga ekonomi publik terabaikan.

Pemburu Rente

Sulit berharap anggaran dalam bentuk APBN atau APBD dijadikan alat untuk memaksimalkan pembangunan sosial dan ekonomi dan mampu menstimulan investasi swasta, apabila pasar politik kita, tidak menuju pada pasar politik kompetitif, bahkan cenderung makin terjerumus pada pasar politik yang oligopoli. Pasar politik makin terjerumus pada pasar politik oligopoli karena ”bandit politik” yang tidak memiliki komitmen yang kuat untuk perubahan, dan cenderung rakus. Sehingga praktek pemburu rente ekonomi (economic rent seeking) masih menjadi habit bagi para politisi yang masuk pada kategori ”bandit politik”. Para bandit politik selalu berusaha melakukan maksimalisasi anggaran (maximizing budget) dengan image untuk kepentingan pembangunan publik. namun, fakta menunjukkan berbeda, pembangunan publik nyaris tanpa maksimalisasi. Anggaran habis untuk kegiatan-kegiatan rutin dan terdistribusi diantara para bandit politik. Jadi, permasalahan politik anggaran bukan pada besar atau kecil anggaran publik dalam bentuk APBN atau APBD namun sejauh mana anggaran tersebut mampu memberikan dampak sosial ekonomi bagi publik.

Reduksir Bandit Politik

Eksitensi para bandit politik ini dapat dieliminir, dan politik anggaran dapat berpihak kepada publik, apabila masyarakat atau pemilih teredukasi secara politik, sehingga mampu menentukan pilihan politik yang terukur dan kualitatif. Pilihan politik bukan lagi didasari oleh argumentasi-argumentasi irasional seperti alasan primordialisme, rasisme, tampilan fisik dan materialisme, tetapi lebih karena argumentasi rasional seperti rekam jejak di ranah sosial dan politik, program pembangunan yang ditawarkan dan komitmen kuat terhadap nilai-nilai moral seperti kejujuran dan pengabdian kepada publik. konstelasi masyarakat pemilih yang rasional ini secara alamiah akan membentuk pasar politik yang kompetitif. Pasar politik yang kompetitif (political competitiveness market), akan minim bandit politik. Selain karena proses seleksi yang ketat (thigh selection), juga dibarengi dengan proses partisipasi dan pengawasan yang tinggi dari civil society atau masyarakat sipil yang juga menjunjung nilai-nilai moral. Sehingga, politik anggaran menjadi proses kebijakan alokasi dana publik yang sepenuhnya dimaksimalkan untuk kepentingan pembangunan sosial ekonomi dan pelayanan publik (encompassing self interest). Namun kapan pasar politik kompetitif (political competitiveness market) ini terwujud?.

Politik Sabar

Saya sama sekali tidak menganjurkan menggunakan ”politik sabar” yang sering disarankan para pengamat, dimana secara alamiah melalui beberapa kali hajat demokrasi berupa pemilihan umum, publik dengan sendirinya akan teredukasi dan mulai sadar akan konsekuensi dari pilihan politiknya.

Saya tak mau sabar menunggu publik sadar akan kekeliruannya, dan para bandit politik terus merampok sumber daya ekonomi melalui politik anggarannya (APBN dan APBD). Sehingga nyaris tak tersisa untuk generasi yang akan datang, seperti yang dilakukan para bandit politik dimasa Orde Baru, dengan tumpukan hutang dan sisa-sisa eksploitasi sumber daya alam yang harus kita tanggung saat ini. Saya tidak mau ”bersabar”.

Demokrasi menuju kesejahteraan melalui politik anggaran yang pro-publik harus diakselerasikan. Seluruh komponen civil society yang sadar akan regenerasi pembangunan sosial ekonomi dan peradaban Indonesia dan daerah derivasinya, harus segera menyatukan persepsi dan gerak menuju masyarakat yang teredukasi sehingga terwujud pasar politik yang kompetitif (political competitiveness market). Tanpa gerakan kolektif, rasanya musykil pasar politik kompetitif (political competitiveness market) dan politik anggaran transparan, akuntabel serta partisipatif yang anti bandit politik dapat terwujud.

Data Pribadi

Nama Lengkap : Dahnil Anzar ,SE,ME

Tempat Tanggal Lahir : Aceh Timur, 10 April 1982

Alamat Lengkap/Telp/HP : Perum Pondok Lestari C3 NO.2, Tangerang, Banten.

Telp. 021-70299266, 0816782153

No. Rek : Bank Syariah Mandiri, Cab. Ciputat. 00447003257

Agama : Islam

Status Perkawinan : Menikah, 2 putra.

Pekerjaan : Dosen Tetap FE. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Latar Belakang Akademik & Karier

Pendidikan : 1. FE. Ahmad Dahlan Jakarta, Jurusan Akuntansi.

2. FE. Universitas Indonesia, Magister Ekonomi Perencanaan dan Kebijakan Publik, Kekhususan Keuangan Negara dan Daerah.

Kegiatan Ilmiah : 1. Fellowship, International Economic Conference For

Local Governance, World Bank, Indonesia. (2006)

2. Membership, Training IndonesiaYoung Researcher in, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.(2006)

3. Anggota, Tim Peneliti Analisis Ekonomi Masyarakat Squater Kota Tangerang, Kerjasama Dinas Pemukiman Kota Tangerang. (2006)

4. Anggota, Tim Peneliti Sebaran Usaha Kecil di DKI Jakarta, Kerjasama Dinas Koperasi dan UKM DKI.Jakarta. (2005)

5. Fellowship, Input Output and Social Accountability Matrix (SAM). In Universitas Indonesia. (2005)

6. Anggota, Tim Peneliti Formulasi Pencatatan Laporan Keuangan Sederhana Bagi Pedagang Informal, Kerjasama Dirjen Pendidikan Tinggi (DIKTI), DEPDIKNAS. (2005).

7. Anggota, Kajian dan Gerakan Perempuan Senjata Kartini (SEKAR), Jakarta. 2004.

8. Anggota Feminis Pria, Tim Advokasi Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan, Kalyanamitra Jakarta. 2003.

Karya Ilmiah dan

Publikasi Artikel : 1. Pemimpin dan Perempuan, Jurnal Lensa, Vol.1. 2002

2. Indonesia dan Pilpres Langsung, Jurnal Lensa, Vol. 2. 2002.

3. Mengenal Akuntansi Islam, Jurnal Warta STIEAD Jakarta. Vol.23, 2002

4. Potensi Ekonomi Muhammadiyah, Jurnal Lensa, Vol. 4, 2002

5. Perut dan Kelamin, Majalah Mingguan, Musala Sumatra Utara. 2003

6. Perempuan dan Sang Pemimpian, Majalah Mingguan, Musala Sumatra Utara. 2003

7. Metode Pencatatan Akuntansi Zakat, Jurnal Warta, Vol. 34, 2004

8. Kajian Standar Akuntansi Keuangan Pada Lembaga ZIS Terhadap PSAK. 45, Skripsi, 2005.

9. Pengaruh Inflasi Terhadap Struktur Perekonomian Desa, Kajian Kebijakan Revitalisasi Pedesaan. Penelitian di FE.UI. 2005

10. Perumusan Pencatatan Laporan Keuangan Sederhana Bagi Pedagang Informal. Penelitian yang dibiayai, DIKTI, DEPDINAS. 2006

11. Potensi Ekonomi Masyarakat Squater KotaTangerang Penelitian dibiayai, Dinas Pemukiman Kota Tangerang. 2006

12. Entreprenuership Solusi Pembangunan Bangsa, Jurnal Equilibrium, Vol 5. 2006.

13. Tajdid Ekonomi Muhammadiyah, Jurnal Equilibrium, Vol. 7. 2006

14. Islamic Accounting Versus Convensional Accounting, Jurnal Competitive. Vol 1, 2006

15. Meretas Potensi Ekonomi Danau Cipondoh, SatelitNews, 2006

16. Kanibalisme Retail Bermodal Besar, SatelitNews, 2006.

17. Investasi Versus Harmonisasi Ekonomi Rakyat Banten, Kolom, WWW. Bantenlink.com. dan Jurnal Immah, Vol.1, 2006.

18. Islam Transformatif-Kontekstual, M:Shoot, 2006

19. Antagonisme Versus Kearifan Politikus, Radar Banten, 2006.

20. Penulis Buku, ” Untaian Hikmah Kepemimpinan”, Musala Press, Sumatra Utara, 2005

21. Penulis Buku Biografi, ” Buety Nasir : Guru Kampung Berjuang Untuk Kesejahteraan ”, M:Shoot Press, 2006

22. Pembicara di Banyak Seminar Ekonomi dan Keagamaan.

Pengalaman Pekerjaan : 1. Direktur Lembaga Bimbingan Belajar Garis English Center Club (GECC). 2000-2005

2. Peneliti Tetap, Pusat Pengembangan dan Penelitian Sosial Ekonomi (P3SE) Jakarta.2003-2006

3. Dosen, di STIE Muhammadiyah Tangerang-Banten. 2005-2006

4. Analis Ekonomi, PT. Yudati Putra, Rekanan PTPN II Sumatra Utara. 2005-2006.

5. Peneliti Tetap, LP3M- STIE Muhammadiyah Tangerang. 2004-2006

6. Pemimpin Redaksi, Jurnal Competitive. 2005-2006.

7. Ketua Tim Audit Keuangan, Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah. 2006.

Pengalaman Organisasi : 1. Ketua Umum PB.Gabungan Pelajar Islam (GARIS) 1999-2001.

2. Ketua Umum Komite Pelajar Muslim Untuk Ambon (KPMA). 1999.

3. Ketua PW. Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM) Banten. 2001-2003.

4. Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) Ahmad Dahlan Jakarta. 2003-2004.

5. Wakil Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Komisariat Ahmad Dahlan, Ciputat.

6. Wakil Ketua PD. Pemuda Muhammadiyah, Tangerang. 2002-2006

7. Anggota Bidang Pengkaderan dan Sumber daya Insani. Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah. 2006-2010.

8. Direktur Eksekutif, Muhammadiyah: School Of Thought (M:SHOOT). 2005-2006.

9. Direktur Eksekutif, LSM Rakyat Indonesia Membangun (RIMBUN). 2006-Sekarang.

10. Bendahara Umum, Forum Komunikasi Lembaga Penelitian, Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) Perguruan Tinggi Se-Banten. 2006-2010.

Keahlian Khusus : 1. Dapat berbahasa Inggris aktif, tulisan dan lisan.

2. Memahami dengan baik, konsepsi dan teknis akuntansi publik/pemerintah dan komersil.

3. Memahami dengan baik, konsepsi dan teknis pengelolaan keuangan negara dan daerah.

4. Memahami dengan baik, konsepsi ekonomi pembangunan dan perencanaan ekonomi.

5. Memahami dengan baik, metode penelitian sosial ekonomi.

6. Memahami dengan baik, konsepsi ekonomi dan akuntansi Islam.

7. Memiliki kemampuan menulis baik artikel populer maupun artikel Ilmiah.

Hormat Saya;

Dahnil Anzar, SE,ME

Tidak ada komentar: